Hmm.. Ternyata diri ini masih saja terikat dengan rantai masa lalu. Walau selama ini telah saya coba untuk melepasnya sekuat tenaga, rantai itu tak juga mau terlepas. Bahkan untuk bergeser sedikitpun tak bisa. Ia masih tetap menggenggam pergelangan kaki ini dengan eratnya, lengkap dengan gandulan bola besinya.
Rantai ini terasa begitu angkuh. Atau mungkin ia memang betah berlama-lama di sana. Saya sadar, memang tidak pada tempatnya-lah bila saya menyalahkannya. Karena saya sendiri-lah yang menaruhnya di sana. Ia berada di pergelangan ini dengan ijin saya. Jadi wajar saja bila sampai sekarang ia tidak mau pergi.
Tapi apakah salah bila saya terkadang merasa berat membawanya? Bila saya mampu, saya kan berpura-pura bahwa ia tidak berada di sana. Mungkin saja badan saya akan menjadi lebih ringan dalam melangkah. Tapi nyatanya hal itu tidaklah mungkin. Kemanapun kaki saya melangkah, sang rantai dengan setia mengikuti. Membawa rantai ini saja membuat saya terbebani, apalagi ditambah dengan gandulan bola besinya.
CoPas dari blognya mas yuan
Entahlah Sahabat, mungkin akan terasa lebih ringan bila Engkau menerima keberadaan sang rantai di kaki saya. Minimal dengan tidak menyebut-nyebut keberadaannya. Anggap saja ia bagian dari diri saya yang tidak terpisahkan, seperti halnya anggota tubuh pada umumnya. Walau saya akan lebih bersyukur, bila Engkau mau membantu saya untuk membawanya, sekedar mengurangi beban yang terasa. Adakah Kau sedia, Sahabat..?
Post a Comment